.png)

- TIPS BERBUKA PUASA
- TIPS SAHUR SEHAT AGAR TUBUH SEHAT TETAP TERJAGA
- JADWAL PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS BANYUURIP SELAMA BULAN PUASA RAMADHAN 1446 H / 2025 M
- SELAMAT ATAS PELANTIKAN BUPATI & WAKIL BUPATI PURWOREJO
- PELAYANAN ADUAN MASYARAKAT PUSKESMAS BANYUURIP
- AYO TERAPKAN 3 M PLUS
- KEGIATAN SENAM PROLANIS PUSKESMAS BANYUURIP
- WASPADA PENYAKIT ISPA
- KEGIATAN KELAS IBU BALITA KELURAHAN KLEDUNG KARANGDALEM
- JENIS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS BANYUURIP
CEGAH STUNTING ITU PENTING
CEGAH STUNTING ITU PENTING

“Cegah
STUNTING Itu PENTINGâ€
Pengertian Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh
malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya.
Penyebab
Stunting
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Beberapa
kondisi yang bisa menyebabkan anak kekurangan nutrisi adalah:
- Ibu mengalami malnutrisi
atau terserang infeksi selama hamil
- Anak tidak
mendapatkan ASI eksklusif
- Kualitas gizi MPASI yang kurang
- Anak menderita penyakit
yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti alergi susu sapi atau sindrom
malabsorbsi
- Anak menderita infeksi
kronis, seperti tuberkulosis atau cacingan
- Anak memiliki penyakit bawaan,
seperti penyakit jantung bawaan atau thalasemia
Faktor
risiko stunting
Ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami stunting,
antara lain:
- Terlahir
prematur
- Terlahir dengan berat
badan rendah
- Mengalami intrauterine growth restriction (IUGR)
- Tidak mendapatkan vaksin
yang lengkap
- Hidup di tengah
kemiskinan
- Tinggal di lingkungan
dengan sanitasi buruk dan tidak mendapatkan akses untuk air bersih
Gejala
Stunting
Gejala atau ciri-ciri stunting umumnya bisa terlihat saat anak
berusia 2 tahun. Namun, hal ini sering tidak disadari, atau malah
disalahartikan sebagai perawakan pendek yang normal.
Gejala dan tanda-tanda yang bisa menunjukkan anak mengalami stunting
adalah:
- Tinggi badan anak lebih
pendek daripada tinggi badan anak seusianya
- Berat badan tidak
meningkat secara konsisten
- Tahap perkembangan yang terlambat
dibandingkan anak seusianya
- Tidak aktif bermain
- Sering lemas
- Mudah terserang penyakit,
terutama infeksi
Kapan
harus ke dokter
Pastikan untuk rutin mengukur berat badan, tinggi badan, dan indeks
massa tubuh anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika hasil
skrining menunjukkan pertumbuhan anak tertinggal dibandingkan anak seusianya,
lakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter.
Segera periksakan anak ke dokter jika ia mengalami gejala penyakit yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting, seperti:
- Batuk lebih dari 2 minggu
- Demam atau diare berulang
- Sulit menyusu
- Sesak napas
Diagnosis
Stunting
Dokter akan mengawali diagnosis stunting dengan tanya jawab bersama
orang tua. Pertanyaan yang diajukan meliputi:
- Pemberian ASI dan asupan makan anak
- Kondisi kehamilan dan
persalinan
- Lingkungan tempat tinggal
- Vaksinasi yang pernah
dilakukan
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk
melihat tanda-tanda stunting pada anak. Dokter juga akan mengukur:
- Panjang atau tinggi badan
- Berat badan
- Lingkar kepala
- Lingkar lengan anak.
Anak dapat diduga mengalami stunting apabila perbandingan tinggi badan
dengan umurnya berada di bawah garis merah (-2 SD) berdasarkan buku KIA
(kesehatan ibu dan anak).
Jika anak berisiko tinggi mengalami stunting, dokter juga akan melakukan
beberapa tes penunjang untuk memastikan penyebabnya. Pemeriksaan tersebut
antara lain:
- Tes darah, untuk mendeteksi gangguan
kesehatan, seperti tuberkulosis, infeksi kronis, atau anemia
- Tes urine, untuk mendeteksi sel darah
putih di dalam urine yang bisa menjadi tanda infeksi
- Pemeriksaan
feses, untuk memeriksa infeksi
parasit atau intoleransi
laktosa
- Ekokardiografi atau USG jantung,
untuk mendeteksi penyakit jantung bawaan
- Foto Rontgen dada, untuk
melihat kondisi jantung dan paru-paru
- Tes Mantoux, untuk mendiagnosis penyakit
TBC
Pengobatan
Stunting
Pengobatan stunting adalah dengan mengatasi penyakit penyebabnya,
memperbaiki asupan nutrisi, memberikan suplemen, serta menerapkan pola hidup
bersih dan sehat. Berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter:
- Mengobati penyakit yang
mendasarinya, misalnya memberikan obat-obatan antituberkulosis bila anak
menderita TBC
- Memberikan suplemen
vitamin A, zinc, zat besi,
kalsium, dan yodium
- Memberikan penyuluhan
kepada orang tua agar memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Keberhasilan pengobatan stunting pada anak juga sangat bergantung pada
upaya orang tua dan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Memberikan nutrisi yang
tepat dan lengkap lewat MPASI atau makanan pokok, berupa makanan yang kaya protein hewani,
lemak, dan kalori
- Membawa anak untuk
kontrol rutin ke dokter jika ia menderita penyakit kronis
- Memeriksakan tinggi dan
berat badan anak secara berkala
- Memperbaiki sanitasi di rumah dan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencapai keluarga yang sehat
Komplikasi
Stunting
Jika tidak ditangani dengan tepat, stunting bisa menimbulkan dampak
jangka panjang pada kesehatan anak. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
- Gangguan perkembangan
otak yang mengganggu proses belajar dan menurunkan prestasi anak ke
depannya
- Penyakit metabolik ketika
dewasa, seperti obesitas dan diabetes
- Sering sakit dan mudah
terkena infeksi
Pencegahan
Stunting
Pencegahan stunting adalah dengan menghindari faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Upaya yang bisa dilakukan antara
lain:
- Memenuhi asupan gizi yang
cukup sebelum merencanakan kehamilan dan selama kehamilan
- Mencukupi asupan gizi,
terutama selama 1000 hari pertama kehidupan, yaitu
sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia 2 tahun
- Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6
bulan
- Membaca buku KIA agar
mengetahui panduan menyiapkan asupan makanan yang tepat untuk anak
- Melakukan pemeriksaan
rutin ke posyandu untuk memantau tahapan tumbuh kembang anak
- Memastikan anak
mendapatkan imunisasi lengkap
Referensi : Alodokter, Kementrian Kesehatan.
(Banyuurip, 7 Desember 2024)